JURNAL PRAKTIKUM
DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN
ORDO ISOPTERA
(Coptotermes curvignatus)
OLEH
SITIASON
SIPAYUNG
NIM : 1409000628
P.
STUDY : AGROEKOTEKNOLOGI
MEJA : 5(LIMA )
LABORATORIUM
DASAR–DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
JURNAL PRAKTIKUM
DASAR
– DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN ORDO ORDO ISOPTERA
(Coptotermes
curvignatus
O
L
E
H
NAMA
:SITIASON SIPAYUNG
NIM : 1409000628
P. STUDY : AGROEKOTEKNOLOGI
MEJA : 5(LIMA )
Juranal
Ini Merupakan Salah Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum
Dasar – Dasar
Perlindungan Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas
Islam Sumatera Utara
Medan
ASISTEN NILAI
( 1. ADAM FIQIE FAUZI) (
)
( 2. DEDY MUHAMMAD RIFAI)
(3. DIAN DHIKA)
(4. RANGGA TRI
ANGGI SINAGA)
(5. AFIKA ALDY)
(6. ANDRE
HIDAYAT)
(7. DHANI
KURNIAWAN)
KOORDINATOR
(Hj. SYAMSAFITRI,
SP., MP.)
LABORATORIUM DASAR–DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENGENALAN ORDO ISOPTERA
(SITIASON SIPAYUNG,
0628-14, FP UISU,2015 – 2016)
Abtrak
Ordo Isoptera adalah serangga yang pada umumnya dikenal
sebagai hama pada suatu tanaman. Orgaisme pengganggu tanamnan dari ordo
isoptera banyak sekali jenisnya, diantaranya adalah rayap (Coptotermes
curvignatus). Rayap ini dikenal sebagai hama pada tanaman perkebunan misalnya
pada tanaman kelapa sawit (Elaies gueneensis jack) dan karet (Havea
brasiliensis). Rayap merupakan jenis jenis serangga yang hidup berkoloni
membentuk masyarakat serangga dengan seekor ratu yang tugas utamanya bertelur
sepanjang hidupnya lebih kurang 50 tahun.dalam koloni rayap terdapat 3 kasta
yaitu kasta reproduktif, kasta pekerja dan kasta prajurit. Ratu berasal dari
rayap betina yang melepaskan sayap setelah di buahi oleh rayap jantan sebagai
raja yang menemaninya.
Kata Kunci : Ordo
isopteran, cirri – cirri, contoh, dan siklus.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di seluruh dunia jenis-jenis rayap yang telah dideskripsikan
dan diberi nama ada sekitar 2000 spesies
dan dari padanya sekitar 120 spesies merupakan hama, sedangkan di negara kita
dari kurang lebih 200 spesies yang dikenal baru sekitar 20 spesies yang
diketahui berperan sebagai hama perusak kayu serta hama hutan/pertanian (Riska,
2004).
Pada
umumnya hidup di dalam tanah yang mengandung banyak bahan kayu yang telah mati
atau membusuk, tunggak pohon baik yang telah mati maupun masih hidup. Di
Indonesia rayap subteran yang paling banyak merusak adalah jenis-jenis dari
famili Rhinotermitidae. Terutama dari genus Coptotermes (Coptotermes spp.) dan Schedorhinotermes.
Perilaku rayap ini mirip rayap tanah seperti Macrotermes namun
perbedaan utama adalah kemampuan Coptotermes untuk bersarang di dalam
kayu yang diserangnya (Bambang, 2007).
Tujuan Praktikum
-
Untuk mengenal serangga
jenis ordo isopteran
-
Untuk mengetahui bagian
– bagian struktur tubuh rayap
-
Untuk mengetahui gejala
serangan pada tanaman yang di serang oleh rayap
-
Untuk mengetahui cara
pengendalian rayap (Coptotermes
curvignatus)
TINJAUAN
PUSTAKA
Klasifikasi
Rayap serangga Jenis ordo Isoptera
Kingdom
: Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Isoptera
Family : Termitidae
Genus : Coptotermes
Spesies : Coptotermes
curvignatus
Terdiri atas individu-individu
seksual yaitu betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya
bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Jika koloni rayap
masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut
ratu. Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitu
sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata.
Pasangan ini disebut reprodukif primer (riyadi, 2005).
Kasta
Prajurit ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan
(sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya
mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik di
antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan. Setiap ada
gangguan dapat diteruskan melalui "suara" tertentu sehingga prajurit-prajurit
bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya (Herman, 2003).
Kasta
ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi
dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja
tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari
makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi
dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan
membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit,
sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun
kasta pekerja sendiri (Defrianto, 2005).
Tanaman
perkebunan seperti kelapa sawit (Elaies
gueneensis jack) banyak digemari oleh hama – hama, salah satunya yaitu hama
rayap (Captotermis curvignatus).
Rayap menyerang tanaman sawit pada
bagian dalam tanah akar yang memakan bagian Dario selulosa akar dan batang pada
tanaman kelapa sawit dan apabila kelihatan sarang tanah tinggi di smping pohon
kelapa sawit maka sawit itu sudah terkena serangan rayap dan lama-kelamaan bagian akarnya akan roboh dan
mati (Suhendra, 2009).
Rayap (Coptotermes curvignatus) mempunyai struktur tubuh yang khas, yitu
memiliki 3 bagian tubuh utamaantara lain bagian kepala (caput), bagian Dada (Thorax),
Bagian perut (Abdomen). Jumlah
telur yang di hasilkan rayap kurang lebih 36.000 butir telur per harinya
apabila koloninya berumur kurang lebih 5 tahun. Ratu umurnya kurang lebih 50
tahun, sedangkan raja berumur satu perkawinan saja atau setelah kawin yang
pertama kali langsung mati (Sampurna, 2006).
A.
Waktu
dan Tempat Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di laboratorium Dasar – Dasar
Perlindungan Tanaman yang berlokasi di Jalan Karya wisata ketinggian ±25mdpl topografi datar praktikum ini di laksanakan pada hari jumat
tanggal 6 mei 2016 pukul 10.00 – 12.00 wib Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
B.
Alat
dan Bahan
a. Alat
1)
Bak lilin
2)
Jarum pentol
3)
Pingset
4)
Killing botol
5)
Karet
6)
Kain kasar
7)
Kain halus
b. Bahan
1)
Rayap (Coptotermes
curvignatus)
2)
Gejala serangan
c.
Metode
Penelitian
1) Ambil
rayap yang masih hidup. Kumudian masukkan rayap ke dalam killing botol yang
telah berisi alcohol dan potongan karet untuk memudahkan kita dalam melakukan
pengamatan.
2) Setelah
pingsan ambil rayap tersebut dari dalam killing botol, kemudian potong dengan
pisau bagian-bagian tubuh rayap tersebut.
3) Teliti
bagian-bagian tersebut, lalu gambarkan di buku gambar dan lengkapi dengan
keterangan.
HASIL
DAN PEMBAHASAN
a.
Hasil
Gambar
Utuh
|
Bagian – Bagiannya
|
||
Caput
|
Thorax
|
Abdomen
|
|
Kasta Prajurit
|
|
|
|
Kasta
Pekerja
|
|||
|
|||
Keterangan
|
Keterangan
|
Keterangan
|
Keterangan
|
1.Caput
2.Thorax
3.Abdomen
|
1.Antena
2.Mata
3.Mulut
|
1.Prothorax
2.Mesothorax
3.Metathorax
|
1.Ovipositor
2.Spirakel
3.Tympanum
|
b.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini kami membahas tentang serangga jenis ordo Isoptera. Pada
tubuh Ordo Isoptera tubuhnya terdiri dari 3 bagian utama yaitu caput (kepala),
thorax (dada), abdomen (Perut). Pada caput terdiri dari dari antenna,
mandibula, maksila, labium, palpus, mata, pada thorax terdiri dari kaki dan
bagian abdomen terdiri ari spirakel, ovipositor dan Tympanum.
Rayap
menyerang tanaman sawit pada bagian
dalam tanah akar yang memakan bagian Dario selulosa akar dan batang pada
tanaman kelapa sawit dan apabila kelihatan sarang tanah tinggi di smping pohon
kelapa sawit maka sawit itu sudah terkena serangan rayap dan lama-kelamaan bagian akarnya akan roboh dan
mati.
Pengendalian
hama rayap ini dapat di kendalikan dengan :
1.
Cara Kultur teknis
a.
Sanitasi di areal
perkebunan dengan cara membersihkan tunggul – tunggul sisa – sisa tanaman.
b.
Membuat saluran
draenase untuk menjaga kelembapan tanah.
2.
Pengendalian Hayati
Beberapa jamur entomopatogen
telah banyak di kembangkan untuk mengendalikan hama rayap antara lain Beauveria bassiana, Aspergillus sp,
Metharizium anisopliae, fusarium sp. Dengan cara penyemprotan, karena
sifatnya yang kanibal maka rayap yang telah mati akibat terinfeksi oleh jamur
akan dimakan oleh rayap lainnya yang masih sehat, akibatnya rayap tersebut
terinfeksi dan mati.
3.
Pengendalian Kimiawi
Pengendalian kimiawi dilakukan
dengan menggunakan insectisida berbahan aktif hexaflumuran yang dapt menghambat
sintesa khitin yang menyebabkan kegagalan proses pergantian kulit rayap. Umpan
gulungan kertas tisu yang telah dicelupkan kedalam larutan hexaflumuran
diletakkan dalam perangkap yang ditanam dalam tanah dan ditempatkan pada titik
– titik jalur lalu lalang rayap. Rayap yang sudah terkontaminasi oleh
hexaflumuran tidak langsung mati akan tetapi menyebarkannya kepada rayap lain
karena rayap memiliki sifat trofalaksis.
KESIMPULAN
DAN SARAN
a. Kesimpulan
-
Ordo Isoptera adalah
serangga yang pada umumnya dikenal sebagai hama pada suatu tanaman. Orgaisme
pengganggu tanamnan dari ordo isoptera banyak sekali jenisnya, diantaranya
adalah rayap (Coptotermes curvignatus).
-
Kasta
reproduktif Terdiri atas
individu-individu seksual yaitu betina (yang abdomennya biasanya sangat
membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi
betina.
-
Kasta prajurit Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang
kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam
rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya.
-
Kasta Prajurit Kasta ini membentuk sebagian besar koloni
rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan
individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir
mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan
mengangkutnya ke sarang.
-
Rayap menyerang
tanaman sawit, apabila kelihatan sarang
tanah tinggi di samping pohon kelapa sawit maka sawit itu sudah terkena
serangan rayap dan lama-kelamaan bagian
akarnya akan roboh dan mati.
b. Saran
Saya berharap kerja sama antara
praktikan dengan asisten laboratorium perlu ditingkatkan kembali agar praktik
dapat berjalan dengan lancar.
DAFTAR
PUSTAKA
Defrianto, 2005.
Hama dan Penyakit Tanaman. Ordo
thysanoptera Penebar swadaya. Jakarta.
Herman dkk,
2003. Macam-macam serangga. Biologi
SMK. Jilid II. Erlangga. Malang.
Suhendra, 2009. Ciri khas Serangga. Serial online (http://blogspot.itc.org.insecta.com)
diakses pada tanggal 28 Maret 2012. Pukul 13.34 wib.
Sampurna,
2006. Insecta. Jenis serangga Ordo
Thysanoptera. Penerbit Erlangga. Bandung.
Riyadi,
2005. Maca- macam serangga. Insecta.
SMK Pertanian. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar