ANALISIS SALURAN DISTRIBUSI RANTAI PASOKAN SAYUR WORTEL DI KELURAHAN RURUKAN KOTA TOMOHON
kunjungin wabsite kami yang lainnya berikan saran dan komen anda :
https://www.blogger.com/
Oleh:
SITIASON SIPAYUNG
Fakultas pertanian
Universitas Islam Sumatera Utara
Abstrac
Rurukan
merupakan sebuah kelurahan
yang merupakan sentra penghasil
sayuran yang produktif
dan penghasil sayuran bermutu
dan berkualitas baik,untukkemudian di
konsumsi masyarakatkota
Tomohon dan sekitarnya. Sistem
rantai pasokan atau tata niaga
diharapkan dapat berjalan efektif dan efisien
sehingga para petani, maupun konsumen
dapat mengambil manfaat
yang lebih besar
dari efektifnya sistem ini.Tujuan penelitian untuk
mengetahui proses produksi,
kebutuhan, dan sistem
rantai pasokan sayuran wortel yang dihasilkan para petani
Rurukan di Kota Tomohon.Penelitian ini bersifat kualitatif, proses dan
sistem tataniaga pertanian sayuran
wortel di kelurahan Rurukan dan Pasar Tradisional Kota Tomohon. Sampel dipilih
secara purposive dan bersifat snowball sampling. Hasil penelitian
menunjukkan proses produksi sayuran wortel, dilakukan melalui
pengolahan lahan, penanaman,
pemeliharaan dan panen.Para
petani telah berpengalaman dalam pertanian, rata-rata
pengalaman menanam Wortel di atas 10 tahun sehingga mereka telah memahami cara
bercocok tanam Wortel
yang baik, termasuk
pemilihan bibit unggul.Saluran distribusi
rantai pasokan menggunakan model
saluran distribusi sederhana (Model saluran distribusi 1 sampai dengan 3
tingkat), baik di pasar tradisional, atau
di supermarket Kota Tomohon, banyak
dijual Wortel hasil produksi
para petani Desa
Rurukan.
Kata kunci:
proses produksi, sayuran, rantai pasokan
ABSTRACT
Rurukan is a village which is the
center of a prolific producer of vegetables and a producer of good quality vegetables,
to be consume
by Tomohon city
and surrounding communities.
Supply chain systems
or business administration is expected to run effectively and
efficiently so that the farmers, and consumers can take advantage of the
greater effectiveness of this system. The purpose of this research is to
determine the production process, requirements, and supply chain systems of
carrot produced by Rurukan farmers in Tomohon city. This research is qualitative. Samples were selected purposively and is
snowball sampling. The results
showed the carrot production
Keywords: production,
vegetable, supply chain
PENDAHULUAN
Latar
Belakang
Perkembangan
penduduk Indonesia yang
terus mengalami peningkatan,berimplikasi
pada peningkatan akan kebutuhan
sayuran bagi masyarakat.Namun sayang petani Indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan sayuran tersebut baik secara kuantitas maupun kualitas.Sayuran
merupakan hasil pertanian yang
mempunyai daya tahan yang
lebih rendah dibandingkan
dengan yang lainnya
karena sayuran sifatnya
lebih cepat
membusuk.Sehingga untuk pemenuhan
kebutuhan tersebut harus
mendatangkan dari negara
lain melalui kebijakan impor
hasil-hasil pertanian.Industri
pertanian memiliki potensi
yang sangat dikembangkan
di Indonesia,tidak hanya
karena keadaan alam Indonesia
yang memiliki iklim
tropis dengan curah
hujan dan cahaya
matahari yang sangat menunjang pertumbuhan tanaman
tetapi juga karena karakteristik
bangsa Indonesia itu
sendiri sebagai negara agraris yang
telah mencetak jiwa dari setiap
anak bangsa.Pengembangan sektor
pertanian,industri pendukung pertanian
akan mampu menjadi
fondasi yang kuat
bagi perekonomian bangsa.
Dengan keunggulan yang dimilikinya, Indonesia menjadi tempat
yang sangat subur bagi perkembangan sektor pertanian, dan memperkuat posisi
Indonesia sebagai lumbung pangan dunia.Sektor pertanian merupakan sektor yang
memberikan kontribusi yang tidak sedikit untuk menambah pendapatan nasional dan
ekspornya didominasi dari sektor pertanian. Peningkatan produksi
pertanian akan berpengaruh
pada petani.Dalam meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan petani,
sering diharapkan pada
permasalahan pengetahuan petani
yang masih relatif rendah,keterbatasan modal,lahan
garapan yang sempit serta kurangnya ketrampilan petani yang
nantinya akan berpengaruh pada penerimaan
petani. Selain itu
tentunya juga harus
memperhatikan saluran distribusi
agar produk cepat sampai ke tangan konsumen.Dalam suatu sistem pertanian
yang subsisten, tiap anggota keluarga hanya
perlu memenuhi kebutuhan
keluarganya.Proses produksi ini
tidak menghitung berapa
biaya yang dikeluarkan untuk proses
produksi, dengan hasil yang akan didapat.Para petani tersebut hanya
mengutamakan hasil untuk dikonsumsi
sendiri.Apabila hasil yang
didapat itu melebihi
kebutuhan,maka kelebihan itu
akan dijual dan sisanya lagi akan digunakan untuk proses produksi yang
akan datang. Kebutuhan masyarakat terhadap
sayuran akan terus
meningkat seiring dengan
pertambahan jumlah penduduk dan
daya belinya.Sayuran hampir tidak dapat dilepaskan dari berbagai hidangan
kuliner yang ada di Indonesia.
Dengan semakin berkembangnya
industri makanan jadi
maka akan terkait
pula peningkatan kebutuhan terhadap
sayuran yang berperan
sebagai salah satu
bahan pembantunya.Agar kebutuhan
terhadap sayuran selalu terpenuhi
maka harus diimbangi
dengan jumlah produksinya.Mengingat kebutuhan
terhadap sayuran yang kian
terus meningkat maka
petani dituntut untuk
bekerja secara efisien
dalam mengelola usahataninya agar
produksi yang diperoleh lebih tinggi dan keuntungan yang diperoleh menjadi
lebih besar. Penelitian mengenai kebutuhan
dan sistem rantai
pasokan sayuran Wortelyang
dihasilkan para petani
di Kelurahan Rurukan Kota Tomohon
ini, didasarkan pada
pemikiran bahwa manajemen
rantai pasokan yang sederhana yang dikenal oleh para petani,
menyebabkan para petani Wortel akan dirugikan karena kurang efektif dan
efisiennya sistem tataniaga Wortel yang diduga akan mengakibatkan terjadinya
perbedaan yang besar antara harga yang dibayarkan
konsumen dengan harga
yang diterima oleh
para petani (produsen).
Hal ini akan mempengaruhi tingkat
pendapatan para petani,
termasuk kesejahteraan petani
dalam menjalankan usaha pertanian sebagai satu-satunya sumber
pendapatan bagi para petani. Penelitian mengenai sistem pasokan yang dilakukan,
bertujuan untuk melihat bagaimana cara petani di Kelurahan Rurukan
mendistribusikan sayuran khususnya
Wortel kepada para pemasok dan untuk menentukan jumlah pasokan dengan mempertimbangkan
permintaan dan persediaan sehingga pasokan dapat dilakukan tepat pada sasaran.
Penelitian juga dilakukan
pada pasar tradisional
Tomohon dengan unit
analisis adalah produk sayuran Wortel.Rantai pasokan yang
akandibahas dalam penelitian ini adalah sistem pemasok dan pemrosesan, termasuk
bagaimana produk sampai ke parakonsumen. Apabila para petani di Kelurahan
Rurukan dapat memperoleh harga yang ekonomis, dari hasil pertanian yang dikelolanya maka para
petani akan bergairah
dalam mengelola lahan pertanian,
produksi dan kualitas produksi dapat meningkat, dengan
sendirinya juga akan memberikan manfaat yang positif bagi para konsumen sebagai
pengguna hasil-hasil pertanian, termasuk
dapat mengurangi kecendrungan impor
hasil-hasil pertanian saat ini yang telah terjadi di Indonesia
Tujuan
Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui
proses produksi sayuran
wortelyang dihasilkan para
petani di
Kelurahan
Rurukan Kota Tomohon.
2. Mengetahui
kebutuhan dan sistem
rantai pasokan sayuran
wortel yang
dihasilkan
para petani di
Desa Kelurahan Kota Tomohon
TINJAUAN
PUSTAKA
Rantai
Pasokan
Herjanto,
(2008 : 308)
memaparkan bahwa definisi
rantai pasokan sebagai
berikut: merupakan sekumpulan
aktivitas dan keputusan yang saling terkait untuk mengintegrasikan pemasok,
manufaktur, gudang, jasa
transportasi, pengecer dan
konsumen secara efisien.
Dengan demikian barang
dan jasa dapat
di distribusikan dalam jumlah,
waktu dan lokasi
yang tepat untuk
meminimumkan biaya demi
memenuhi kebutuhan konsumen. Dan
menekankan pada semua
aktifitas dalam memenuhi
kebutuhan konsumen yang didalamnya terdapat
aliran dan transformasi
barang mulai dari
bahan baku sampai
ke konsumen akhir
dan disertai dengan aliran informasi dan uang. Selanjutnya rantai
pasokan adalah sistem organisasi orang, teknologi, aktivitas, informasi, dan
sumber daya yang terlibat di dalam proses penyampaian produk / jasa dari
pemasok ke konsumen. Aktivitas – aktivitas dalam rantai pasokan mengubah sumber
daya alam, bahan baku, dan komponen – komponen dalam menjadi produk –
produk jadi yang akan disalurkan ke
konsumen akhir. Selain itu, untuk
mendapatkan pasokan bahan
baku yang berkualitas
diperlukan standar dasar
komoditas, sedangkan kuantitas pasokan perlu memperhatikan
produktivitas tanaman. Beberapa hal yang harus diperhatikan dari tingkatlayanan
konsumen adalah tingkat pemenuhan
pesanan (order fill
rates), ketepatanwaktu pengiriman (on-time delivery)
dan tingkat pengembalian produk olehkonsumen dengan berbagai alasan (rate of
products returned by customer forwhatever reason).
Manajemen
Rantai Pasokan
Definisi dari Manajemen rantai pasokan (supply
chain management) juga
memiliki beberapa definisi.
Berikut
ini dua buah definisi Manajemen rantai pasokan di dalam Hugos (2003 :
3-4) :
1 The
systematic, strategic coordination
of the traditional
business function and
the tactics across
these business functions within
a particular company
and across businesses
within the supply
chain, for the purposes
of improving the
long-term performance of
individual companies and
the supply chain
as
awhole”.(Koordinasi sistematis
strategis fungsi bisnis
tradisional dan taktik
seluruh fungsi–fungsi bisnis dalam
suatu perusahaan tertentu
dan seluruh usaha
dalam rantai pasokan,
untuk tujuan meningkatkan kinerja jangka panjang
perusahaan individual dan rantai pasokan secara keseluruhan). (Mentzer et al
dalam Hugos, 2003 : 3)
2
Supply Chain Management is the coordination of production, inventory,location,
and transportation among the participants in a supply chain to achieve the best
mix of responsiveness and efficiency for the market being served.
Artinya Manajemen rantai
pasokan adalah koordinasi
produksi, persediaan,lokasi,dan
transportasiantara para peserta
dalam rantai pasokan
untuk mencapai campuran
terbaik responsif dan efisiensi untuk pasar yang dilayani)”. (Hugos,
2003 : 4).
Manajemen
Rantai Pasokan Agroindustri
Manajemen
rantai pasokan agroindustri
secara operasional perlu
didukung dengan sebuah
teknik pengambilan keputusan yang
mengakomodir sisi pelanggan
dan pasokan produk.Pada
tingkat agroindustri, manajemen rantai
pasokan memberikan perhatian pada
pasokan, persediaan dan
transportasi pendistribusian
sebagai strategi mengurangi resiko kerusakan atau penurunan kualitas produk
secara total.Brycesson dan Smith(2008).Kemudian agroindustri menjadi
pusat rantai pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah
produk pertanian yang berperan penting dalam meningkatkan nilai tambah produk pertanian di pasar.
Agroindustri membutuhkan pasokan bahan
baku yang berkualitas
dan jumlah yang
sesuai dengan kebutuhan (Apaiah and Hendrix,2004).
Saluran
Distribusi
Pakar
ekonomi berpendapat mengenai pengertian saluran distribusi sebagai berikut :
Nitisemito (1993 :102), Saluran Distribusi adalah
lembaga-lembaga distributor atau lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai
kegiatan untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke konsumen. Warren J. Keegan (2003) Saluran Distribusi
adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut
dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri. Assauri (1990
: 3) Saluran distribusi
merupakan lembaga-lembaga yang
memasarkan produk, yang
berupa barang atau jasa
dari produsen ke
konsumen. Kotler (1991
: 279) Saluran
distribusi adalah sekelompokperusahaan atau
perseorangan yang memiliki hak
pemilikan atas produk
atau membantu memindahkan hak
pemilikan produk atau jasa ketika akan dipindahkan dari produsen ke konsumen.
Landasan
Empiris
Astuti,
dkk dari Institut Pertanian Bogor (2010), Kebutuhan dan Struktur Kelembagaan
Rantai Pasok Buah Manggis Studi Kasus Rantai Pasok di Kabupaten Bogor.
Pada penelitian
ini dilakukan analisa
pada kebutuhan dan
perkembangan struktur kelembagaan
rantai pasok terhadap buah
manggis.Mengidentifikasi kegiatan produksi buah manggis di Provinsi Jawa Barat yang belum efisien karena
petani manggis hanya
mempunyai kebun manggis
dengan skala kecil
maka di lakukan pengembangan struktur kelembagaan
rantai pasok untuk mengembangkan usahatani tersebut. Penelitian ini,
digunakan Interpretative Structural
Modeling (ISM) untuk
menjelaskan hubungan antar
kebutuhan
dan hubungan antar lembaga yang terkait dengan kebutuhan rantai pasok buah manggis yang baru terbentuk di
Kabupaten Bogor.Interpretative Structural
Modeling (ISM) merupakan
metode yang dapat diterapkan pada sebuah
sistem agar dapat lebih memahami hubungan langsung
dan hubungan tidak langsung antara komponen dalam system.
Analisis struktur kelembagaan
berdasarkan kebutuhan rantai
pasok juga dilakukan
untuk mengidentifikasi lembaga
yang mempunyai kekuatan penggerak dalam rantai pasok tersebut serta hubungannya
dengan lembaga lain.
Rismayani, (2009)
Analisis Saluran Distribusi
sebagai Penentu Harga
dan Laba pada
Produk Hasil Pertanian Sayuran
Buah Tomat.
Buah
Tomat merupakan buah yang termasuk jenis
sayuran yang dapat ditanam atau tumbuh di mana saja, baik di daerah panas
maupun di daerah dingin.Oleh karena
itu saluran distribusi (mata
rantai tataniaga) produk buah
tomat sangat perlu diperhatikan.Dalam penelitian ini, membahas tentang nilai
guna (utility) yang diciptakan
saluran distribusi dalam menentukan harga dan laba difokuskan pada teori-teori yang menguraikan dan atau
berkenaan dengan saluran distribusi, harga, laba. Penggunaan saluran
distribusi (mata rantai
tataniaga) dapat menggambarkan
keefektifan dan keefisienan aktivitas pemasarannya.Selain itu,
penggunaan dan penentuan
saluran distribusi (mata
rantai tataniaga) yang baik dan tepat dapat pula memberi arti
mengatasi dan juga mengurangi risiko dari daya tahan produk dan risiko biaya
yang tinggi.
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini
merupakan penelitian yang
bersifat kualitatif, yaitu
: prosedur pencatatan
untuk menggambarkan atau melukiskan keadaan objek yang diteliti
berdasarkan fakta yang ada. Penelitian kualitatif menuturkan dan menafsirkan data
yang dengan situasi
yang terjadi, sikap
dan pandangan dalam masyarakat Ahira (2011)
dalam Deasy (2012) adapun
tujuan yang ingin
dicapai dari pengguna
teknik analisis deskriptif yaitu : suatu penelitian dengan
cara menggambarkan secara sistematis, faktual, dan akurat dari fakta, peristiwa
pada perkebunan sayuran di Rurukan Rurukan Kota Tomohon.
Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat
penelitian adalah perkebunan
sayuran di Kelurahan
Rurukan Kota Tomohon
dan Pasar Tradisional Kota
Tomohon.Penelitian ini dititik
beratkan pada produk
sayuran serta bagaimana
analisa kebutuhan dan saluran
distribusi rantai pasokan
sayuran terhadap penetapan
harga.Penelitian ini dilakukan selama satu bulan.Adapun alasan
saya melakukan penelitian di Perkebunan sayuran di Kelurahan Rurukan Kota
Tomohon dan Pasar
Tradisional Kota Tomohon
dikarenakan Perkebunan sayuran
di Desa Rurukan
Kota Tomohon terdapat banyak lahan pertanian khususnya sayuran dan Pasar
Tradisional Kota Tomohon merupakan tempat berdagang sayuran dan tempatnya mudah
di jangkau.
Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi
penelitian ini adalah
petani yang berada
di Kelurahan Rurukan
Kota Tomohon,Sulawesi
Utara.Sampel diambil pada
10 petani sayuran maupun dan
4 diantaranya adalah
petani sayur wortel yang berada di Kelurahan Rurukan Kota Tomohon
dan beberapa penjual di pasar Tradisional Kota Tomohon.
Teknik Pengambilan sampel
Dalam
penelitian ini, sampel
sumber data dipilih
secara purposive dan
bersifat snowball sampling. Snowball sampling adalah teknik
penentuan sampel yang mula-mula kecil, kemudian membesar.
Prosedur Penelitian
Penelitian ini menempuh beberapa langkah
diantaranya dilakukan kajian awal dengan melakukan studi literatur baik
studi kepustakaan, koran.
Kemudian melakukan pengidentifikasian tentang
masalah, merumuskannya,
menetapkan tujuan /
manfaat penelitian, kemudian
membatasi masalah pada
pengelolaan rantai pasokan. Perancangan
dan persiapan survei
pada objek penelitian
yang telah ditentukan,
kemudian dilakukan
pengumpulan data, mendeskripsikan data,
membahasnya, kemudian menarik
kesimpulan dan memberikan saran –
saran guna melengkapi penelitian.
Informan Peneltian
Informan dalam peneltian ini adalah para
petani diKelurahan Rurukan Kota Tomohon, PD (Perusahaan Daerah) Pasar Tomohon,
Dinas Pertanian Tomohon, dan para pedagang sekaligus pemasok di Pasar
Tradisional Kota Tomohon.
Prosedur Pengumpulan Data
Dalam rangka pengumpulan
data, terdapat 3 (tiga) proses kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini,
yaitu :
1. Proses memasuki lokasi
penelitian (Getting In)
Sesuai dengan pendapat Moleong bahwa: Informan
legitimacy comes from their overall ability to convey an acceptable and
trushworthy presence(Legitimasi informan bersumber dari kemampuan
menyeluruh para peneliti untuk menyampaikan kehadiran yang dapat diterima dan
dipercaya). Dalam usaha memasuki lokasi penelitian, peneliti telah menempuh jalan pendekatan formal maupun
informal. Dengan demikian proses getting ini pada umumnya berjalan
lancar termasuk ketika peneliti berusaha dengan pimpinan perusahaan.
2. Ketika berada di lokasi
penelitian (Getting along)
Moleong menyatakan bahwa ... a key to
achieving accuracy and comprehenssiveness is to build trust with respondents... (membangun kepercayaan dengan para respondenmerupakan kunci sukses untuk mencapai dan memperoleh
akurasi dan komprehensivitas). Sesuai
dengan pendapat tersebut
peneliti berusaha
mendekatkan diridengan subjek
penelitian. Dalam proses
ini peneliti berusaha
mendapat informasi selengkapnya serta
menangkap makna intisari dari informasi yang diperoleh.
3. Pengumpulan data (Logging
the data)
Setelah
proses tersebut telah
dilaksanakan, maka
pengumpulan data segera
dimulai. Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan teknik pengumpulan
data sebagai berikut :
Wawancara:
Esterberg (2002)
dalam Sugiyono (2012
: 410 –
411) mendefinisikan interview
sebagai berikut “a meeting
of two persons
to exchange information
and idea through
question and responses,
resulting in communication and
joint construction of meaning
about a particular
topic “. Wawancara adalah merupakan pertemuan dua
orang untuk bertukar
informasi dan ide melalui
tanya jawab,sehingga dapat
dikonstruksikan makna dalam suatu
topik tertentu. Dalam
penelitian kualitatif, sering
menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan
wawancara mendalam. Selama
melakukan observasi, peneliti
juga melakukan inteview kepada orang – orang yang ada di
dalamnya.(Sugiyono 2012: 412)
Keabsahan Data
Data yang
digunakan dalam penelitian
ini adalah keseluruhan
data yang didapatkan
langsung di lapangan yaitu dari
para petani di Kelurahan Rurukan, PD (Perusahaan Daerah) Pasar Kota Tomohon dan
Dinas Pertanian Kota Tomohon. Didapatkan melalui wawancara langsung, pengamatan
di lapangan, dan dokumentasi yang
diperoleh langsung dari
informan pada pasar
tradisonal Tomohon. Informan
adalah para pedagang sekaligus pemasok pasar tradisonal
Tomohon yang menjual hasil pertanian sayuran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian
Rantai Pasok Produk Wortel Para Petani Rurukan di Kota Tomohon
Bisnis
dibidang pertanian ini
juga adalah suatu
sistem bisnis yang
di dalamnya memiliki
rantai pasokan.Di dalam rantai
pasokan ada berbagai jasa perantara yang
memasarkan produk pertanian.Perantaraan yang berhubungan langsung dengan konsumen disebut
pengecer.Pengecer yang ada sangat
beragam jenisnya, dari yang
sederhana seperti pedagang
di pasar tradisional
sampai kompleks atau
modern seperti di
pasar swalayan.Baik pasar tradisional
maupun pasar swalayan
berperan dalam memperlancar
arus produk yaitu sebagai pemasar produk pertanian. Pasar
tradisional Tomohon merupakan tempat menjual berbagai produk yang dilakukan
para pedagang sederhana.Ada pedagang yang menjual barang - barang yang
telah dikemas baik, maupun ada
juga pedagang yang menjual produk pertanian dan produk segarseperti buah – buahan, sayur –
sayuran. Mereka tidak hanya
sebagai pedagang saja tetapi sekaligus adalah petani yang memproduksikan secara
langsung hasil sayuran segar. Pasar
modern seperti swalayan
- swalayan memperoleh
pasokan hasil pertanian
juga dari para
pedagang, pedagang
tradisonal yang kemudian
di jual kembali
dengan kemasan yang
lebih baik lagi,
sehingga para konsumen bukan
hanya dapat pergi
kepasar tradisional saja
tapi pasar modern yang
juga banyak terdapat
di Kota Tomohon dan mudah dijangkau oleh para pembeli. Sebagai
tempat pemsaran langsung, hasil
pertanian maka Pasar Tradisional
di Kota Tomohon,
merupakan pilihan utama
yang menarik bagi
para petani untuk memasarkan produknya secara
langsung. Dan salah
satu yang harus di perhatikan dalam
rantai pasok adalah pasokan.Keberadaan
pemasok diluar pasar
sangat diperlukan untuk memenuhi tingkat
permintaan.Penentuan jumlah
pasokan sayuran merupakan
keputusan untuk bisa
mempertemukan dorongan pasokan permintaan.Pengelolaan rantai pasok
ini dikenal dengan istilah manajemen rantai pasok.Selama beberapa tahun
kebutuhan persediaan yang
disediakan para pedagang
di pasar tradisional
Tomohon sudah hampir terpenuhi.Selain itu juga sistem
mengelola rantai pasok dipasar tradisonal Tomohon sudah baik.Hal ini terlihat
dari hasil observasi
dan hasil penelitian
selama 1 bulanan
di pasar Tomohonselama
aktivitas kegiatan pasar dilakukan oleh para pedagang pasar. Kebutuhan
Wortel khususnya pada masyarakat yang ada di Kota Tomohon sangat tinggi. Itu
dibuktikan dengan banyaknya permintaan Wortel. Berikut ini adalah hasil
wawancara dengan para petani yang
memiliki lahan Wortel :
1. Agus Kontra, adalah
seorang petani wortel
yang sudah 8
tahun menggeluti pekerjannyasebagai petani wortel. Saya melakukan penjualan
wortel melalui pengecer tapi saya juga sering menjualnya sendiri dipasar.
Keuntungan yang saya peroleh akan lebih
jika saya menjualnya langsung kepasar tanpa melalui perantara. Jika sayur saya jual
langsung ke pasar maka harga per kilo adalah Rp. 20.000. tapi jika saya
menjualnya pada
pengecer Rp.3000-Rp.
5000/biji. Masa tanam menjadi Rp.
60.000/karung, jika harga turun maka
wortel per karung menjadi Rp. 25.000
Proses distribusi biasanya Bapak Agus Kontra
1. Langsung ke pemasok
Bapak Agus Kontra biasanya berinteraksi
langsung dengan pemasok untuk harga per karung dan dalam situasi tersebut
terjadi proses tawar menawar antara kedua belahpihak, biasanya untuk tanaman
langsung ke pasar maka harga per kilo adalah Rp.20.000. taRp.3000-Rp.
5000/sayur. Masa tanam wortel adalah 3 bulan. Jika harga wortel naik, harga
wortel menjadi Rp. 60.000/karung, jika
harga turun maka wortel per karung menjadi Rp. 25.000.
2. Langsung ke pasar
tradisional
Bapak Agus biasanya membawa hasil panen
langsung ke pasar tradisional dan menjual lansung ke pasar dengan harga sebesar
Rp.60.000,- per karungnya
dengan pengeluaran biaya
Rp.1.500,transportasi. Dan untuk harga pasar tradisional di jual kembali
dengan harga eceran disesuaikan dengan minat konsumen untuk jumlah per barang
yang di jual dengan jumlah3000,- sampai Rp. 5.000,- per sayur wortel.
2. Mahrit Paat,
10 tahun menjadi petani Wortel. Saya
menanam wortel sudah 10 tahun, dan cara penjualan wortel ini saya
lakukan lewat pengecer barulah sampai ke konnaik, maka harga
jual wortel menjadi Rp. 60.000menjadi Rp. 25.000/karung. Proses distribusi
yang dilakukan Ibu Mahrit Paat sama
seperti kebanyakan petani di Kdenganmelakukan dengan 2 cara, sebagai
berikut :
Petani,Produsen(Tempat pengumpulan
sayuran) PetaniDistributor(Pedagang)
Nisia Tamuntuan, Analisis Saluran Distribusi …
wortel adalah 3
bulan. Jika harga wortel naik, harga wortel melakukan dengan 2 cara, sebagai
berikut :
Wortel,
tapi jika petani menjualnya padapedagang/ pengecer 1.500,- per
karungnya untuk biaya barang yang bervariasi dengan harga
eceran Rp konsumen. Harga jual wortel apabila harga pasar
60.000-Rp120.000/karung. Tapi jika
harga turun maka wortel Kelurahan
Rurukan yaitu
Distributor,(Pedagang),Konsumen
1. Langsung ke pemasok
Ibu Mahrit Paat
berinteraksi langsung dengan pemasok untuk harga per karung dan dalam situasi
tersebut terjadi proses tawar menawar
antara kedua belahpihak, biasanya untuk tanaman bulan. Jika harga wortel naik,
harga wortturun maka wortel per karung menjadi Rp. 25.000.
2. Langsung ke pasar tradisional
Ibu Mahrit Paat juga sering menjual
hasil panen sayur wortelnya langsung ke pasar tradisional dengan harga Rp
60.000 per karungnya.Untuk biaya
transportasi Ibu Mahrit harus membayar
Rp 2.000 per karung. Sedangkan untuk harga ecerannya Ibu Mahrit menjual dengan
harga Rp. 2000,
3. Alfrits Turang.
Seorang petani wortel yang sudah kurang lebih 20 tahun. S
20 tahun, dan saya sangat senang dengan usaha saya ini, saya bisa
menghidupi anak dan istri saya. Sehingga anak-anak saya
bisa sekolah. Adapun
harga wortel yang
saya jual adalah
jika harga naik
maka wortel tersebut saya jual
Rp. 60.000/karung tapi saya akan Untuk proses distribusi bapak Alfrits hanya
melakukan dengan satu cara yaitu
Bapak Alfrits Turang biasanya membawa hasil panen langsung ke
pasar tradi
langsung ke pasar dengan harga sebesar Rp.60.000,karungnya untuk
biaya transportasi. dan
untuk Harga Pasar tradisional
di jual kembali
dengan harga eceran disesuaikan dengan
minat konsumen untuk
jumlah per barang
yang di jual
dengan jumlah barang
yang bervariasi dengan harga
eceran Rp 2000,kilogram
(kg).Musim hujan tahun lalu, wortel sempat terpuruk dengan harga Rp 5.000 per
kg.Anjloknya harga saat itu membuat ragu melakukan penanaman.Lalu pada periode
Desember 2012 hingga Januari 2013, produk
wortel asal Thailand juga membanjiri pasar nusantara.
4. Johni Polii,
seorang petani sayur wortel, Kol, dan
petsai yang sudah
40 lebih menjadi petani. sangat diberkati Allah karena
mempunyai isteri dan dua anak
perempuan.kan anak-anaknya hanya
dengan menjadi petani mencari
nafkah.Sebenarnya, kualitas meminta instansi terkait agar para petani
wortel lokal mendapatkan bantuan saat harganya anjlok.“Konsumen memilih
wortel impor karena
Harganya lebih mahal
dan fisiknya lebih
bagus. Kami minta bantuan kepada instansi terkait karena
yang menjadi korban para petani Proses
distribusi biasanya Bapak Polii
1. Langsung Ke Pemasok
Bapak Polii biasanya berinteraksi
langsung dengan pemasok untuk harga per karung dan dalam situasi tersebut
terjadi proses tawar menawar antara
kedua belahpihak, biasanya untuk tanaman karungnya dengan pengeluaran biaya
Rp.tradisional di jual kembali dengan
harga eceran disesuaikan dengan minat konsumen untuk jumlah per barang yang di
jual dengan jumlah barang yang bervariasi dengan harga eceran Rp 2000,
2. Langsung ke Pasar
Tradisional
Bapak
Polii selain menjual
pada pemasok, dia
juga membawa hasil
panen langsung ke
pedagang pasar tradisional harga
sebesar Rp.65.000,- per karungnya dengan
pengeluaran biaya Rp.biaya transportasi,
dan untuk harga pasar tradisional
di jual harga pasar untuk jumlah per
barang yang di jual dengan jumlah barang yang bervariasi dengan harga eceran Rp
2.000,- per ikat.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa model
Rantai Pasokan petani Wortel,
pembeli, sebagai berikut:
Petani Pemasok
Petani Pedagang
Nisia Tamuntuan, Analisis Saluran Distribusi …
tradisional Kota Tomohon,
sung60.000,- per karungnya dengan pengeluaran biaya
Rp.ransportasi.2000,- per sayur wortel. Harga wortel
saat ini mencapai Rp 20.000
per orang Pak
Johni mampu menyekolahWortel.keluarganya
rukun dan semua
bekerjasama untuk Wortel lokal tidakkalah dibandingkan Wortel impor.Maka dari itu
dia Wortel lokal,” melakukan dengan 2 cara,
sebagai berikut :
Wortel dijual
1.500,- per karungnya untuk biaya transportasi. dan untuk harga
pasar 2000,- per ikat. 2.000,- kembali dengan harga eceran disesuaikan dengan sampai diterima oleh
para Pedagang KonsumenKonsumen429 dan menjual 2.000,- pertIa merasa
ohnimenyekolahnortel Rp.60.000,- per rungnyaper karungnya untuk
PEMBAHASAN
Model Rantai Pasokan Sayur Wortel
produsen → pedagang besar/grosir → pedagang pengecer
produsen → pengecer → konsumen3.
produsen → konsumen.
Rantai pasokan pertama dan kedua diperkirakan20% dipasarkan
melalui rantai pasokan ketiga.Gambaranrantai pasokan tradisional yang utamanya
adalahModel Rantai Pasokan petani Wortel, yang memasarkan produknya,
melalui pedagang hingga dapat diterima oleh para pembeli, digambarkan sebagai
berikut:
Volume total pasokan
sayuran per hari(maksimal),serta
sebagian besar dipasarkanprodusen
dan pedagang yang berasosiasipenghasil nilainya satu sama lain, dan jika
masing-masing beroperasi secara independenPengelolaan rantai
pasokan di Pasar
Tradisional pemasok, pedagang dan
sampai pada konsumen. Untuk memenuhi permintaan dibutuhkan bahan baku
berupa macam – macam sayuran segar yang berasal dari para petani di
Menggambarkan temuan kondisi rantai pasokan yang sebagai produsen
utama. Namun demikian dapat
disimpulkan bahwa kproduk pertanian, yaitu:petani, pemasok dan
pedagang berperan penting untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen, baik di Kota
Tomohon, Kota Manado dan Kota
Petani
Konsumen
Pedagang
Pemasok
Petani
Nisia Tamuntuan, Analisis Saluran Distribusi …
→ konsumen2.
menyerap sekitar 80% dari
total pasokan
dari para petani berkisar
antara 15 - 50 ton (minimal)kembali ke KotaManado sebagai pusat konsumsi dalam suatu rantai
pasokan akanmengkoordinasikandalam proses tersebutnilai yang tercipta lebih
besar/tinggiindependen. anTomohon
dilakukan dari hulu
ke hilir yaitu
dari petani, Tomohon khususnya di
Kelurahan
Produk Pertanian
Menggambarkan saat ini
berlangsung yang dimulai dari tingkatan
petani ketiga pelaku utama
dari rantai pasok Kota-kota lainnya. Pedagang Konsumen
Jurnal EMBA
sayuran.Sisanya sekitar masih didominasi oleh dan 75 - 150 ton utama.Pemasok, aktivitas-aktivitas dibandingkan Rurukan.
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan:
1. Proses produksi
sayuran Wortel, dilakukan
melalui pengolahan lahan,
penanaman, pemeliharaan dan panen terhadap hasil sayuran Wortelyang
dihasilkan para petani di Kelurahan Rurukan. Para petani telah berpengalaman
dalam pertanian, rata-rata pengalaman menanam Wortel di atas 10 tahun sehingga
mereka telah memahami terhadap cara bercocok tanam Wortel yang baik, termasuk
pemilihan bibit unggul.
2. Sistem pengelolaan
rantai pasokan agroindustri
produk sayuran Wortel
untuk dipasarkan di
Kota Tomohon, dll.Berjalan dengan model
saluran distribusi sederhana
(Model saluran distribusi
1 sampai dengan 3 tingkat), baik di pasar tradisional, maupun supermarket Kota Tomohon,
banyak dijual Wortel hasil produksi para
petani. Penetapan harga
jual berdasarkan kesepakatan
antara petani dengan
para pembeli melalui mekanisme permintaan dan penawaran (mekanisme
pasar).
Saran
Para
petani di Kelurahan Rurukan, dalam
berproduksi sebaiknya
menggunakan bibit yang
benihnya, dipersiapkan dan ditanam langsung oleh para petani sehingga
dapat mengurangi biaya operasional pada proses produksi dan meningkatkan pendapatan
hasil pertanian. Para
petani sebaiknya mengurangi
peran pemasok dalam pemasaran
hasil produksi, dengan
cara melakukan penjualan secara
langsung kepada konsumen
akhir
melalui pasar tradisional atau menjadi pemasok di Supermarket,
sehingga keuntungan dari hasil pertanian dapat menjadi maksimal dan petani
dapat menciptakan lapangan kerja baru melalui pengadaan tenaga-tenaga penjual
hasil pertaniannya.
DAFTAR
PUSTAKA.
Astuti Retno., Marimin., Roedhy P., Machfud & Yandra A_2010. Kebutuhan
dan Struktur Kelembagaan Rantai Pasok Buah Manggis.
Assauri,1990.Saluran Distribusi; All Management Insight, Catatan
Perkuliahan.
http://www.informasiku.com/2011/04/saluran-distribusi-definisi-fungsi-dan.html.Di akses : 5 Desember 2012
Brycesson K.P. dan SmithC.S..
2008. Abstraction and
Modelling of Agri-food Chains as Complex Decision Making Systems, paper
prepared for presentation at the 110th EAAE Seminar on ‘System
Dynamics and Innovation in Food Networks’ Innsbruck-Igls, Austria.
Deasy, P. 2012, Sistem Pengelolaan
Rantai Pasokan Agroindustri
Produk Sayuran di
Pasar Tradisional Langowan
Herjanto, Eddy.
2008. Manajemen produksi
dan Operasi, edisi
kedua, Penerbit PT
Gramedia Widiasarana Indonesia,
Jakarta.
Hugos, 2003.A rantai
pasok is the aligment of firms that bring the products or service to market” (sebuah
rantai pasokan adalah jajaran perusahaan
yang membawa produk atau jasa ke pasar”).
.
Lebih baik lagi
BalasHapus