JURNAL PRAKTIKUM
DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN SERANGGA LEPIDOPTERA
(Setothosea asigna)
OLEH:
SITIASON
SIPAYUNG
NIM : 1409000628
P. STUDY
: AGROEKOTEKNOLOGI
MEJA : 5(LIMA )
LABORATORIUM DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
JURNAL
PRAKTIKUM
DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
PENGENALAN SERANGGA ORDO
LEPIDOPTERA
(Setothosea asigna)
O
L
E
H
NAMA :SITIASON
SIPAYUNG
NIM : 1409000628
P. STUDY : AGROEKOTEKNOLOGI
MEJA : 5(LIMA
)
Jurnal Ini Merupakan Salah
Satu Syarat Untuk Mengikuti Praktikum
Dasar – Dasar Perlindungan
Tanaman Fakultas Pertanian
Universitas Islam Sumatera
Utara
Medan
ASISTEN
NILAI
( 1. ADAM
FIQIE FAUZI) ( )
( 2. DEDY
MUHAMMAD RIFAI)
(3. DIAN DHIKA)
(4. RANGGA TRI ANGGI SINAGA)
(5. AFIKA ALDY)
(6. ANDRE HIDAYAT)
(7. DHANI KURNIAWAN)
KOORDINATOR
( HJ. SYAMSAFITRI SP. MP )
LABORATORIUM DASAR – DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
MEDAN
2015
PENGENALAN SERANGGA ORDO COLEOPTERA
(SITIASON SIPAYUNG, 0628-14, FP UISU,2015 – 2016 )
Abstrak
Ulat api
merupakan salah satu hama penting tanaman kelapa sawit. Terdapat banyak spesies
ulat api yang menyerang pertanaman kelapa sawit di Sumatera Utara antara lain:
Setothosea asigna, Setora nitens, Darna trima, Birthosea bisura, dll. Hasil
pengamatan Kepala Unit Pembinaan Perlindungan Tanaman (UPPT) Damuli Kabupaten
Labuhanbatu Utara menunjukkan bahwa pada Bulan Januari 2013, terdapat eksplosif
serangan hama ulat api di perkebunan kelapa sawit milik petani di Dusun X Desa
Bandar Manis Desa Kuala Beringin Kecamatan Kualuh Hulu dengan luas serangan
berat ±50 Ha dan ringan 100 Ha. Jenis ulat yang menyerang adalah Setothosea
asigna terlihat dari morfologi ulat yaitu ulat berwarna hijau kekuningan dengan
bercak-bercak yang khas di punggungnya.
Kata Kunci
: ulat api, serangga penyerbuk,kelapa sawit.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kelapa sawit (Elaeis
guineensis Jacq.) termasuk golongan tumbuhan palma. Pertama kali ditanam secara massal pada tahun 1911
di daerah asalnya, Afrika Barat. Namun kegagalan penanaman membuat perkebunan
dipindahkan ke Kongo. Di Indonesia penyebarannya di daerah Aceh, pantai timur
Sumatera, Jawa dan Sulawesi. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1848
sebagai tanaman hias di Kebun Raya Bogor, diusahakan sebagai tanaman komersial
pada tahun 1912, dan ekspor minyak sawit pertama kali dilakukan .
Indonesia Dan Malaysia
memiliki potensi lahan yang subur serta pasokan tenaga kerja yang cukup untuk
menjadikan kelapa sawit sebagai andalan pertubuhan ekonomi. Saat ini Indonesia
dan Malaysia memasok 22% dari total produksi minyak nabati dan lemak dunia.
Pengembangan kelapa sawit itu akan memberikan tambahan sumber devisa bagi
negara .
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan
tanaman serba guna. Kelapa sawit termasuk tumbuhan pohon, tingginya dapat
mencapai 24 m. Bunga dan buahnya berupa tandan, bercabang banyak, buahnya
kecil, bila masak berwarna merah kehitaman, daging buahnya padat, daging
buahnya mengandung minyak. Minyaknya itu digunakan sebagai bahan minyak goreng,
sabun, dan lilin. Ampasnya digunakan untuk makanan ternak. Tempurungnya digunakan sebagai bahan bakar
dan arang.
Tanaman kelapa sawit tergolong tanaman yang kuat,
walaupun demikian tanaman ini tak luput dari serangan hama dan penyakit, baik
yang kurang membahayakan maupun yang membahayakan. Sebagaian besar hama yang
menyerang adalah golongan insektisida atau serangga. Jenis hama yang sering
menyerang tanaman kelapa sawit adalah kumbang, ulat api, ulat kantong,
belalang, sedangkan penyakit yang sering menyerang seperti busuk pangkal
batang, busuk batang atas, antraknosa dan lain-lain.
Tujuan Praktikum
1. Untuk mengenal jenis-jenis dan
ciri-ciri dari mengetahui
biologi hama ulat api.
2. Untuk mengetahui habitat dan
perilaku dari hama ulat api.
.
BAHAN DAN METODE
A. Waktu dan Tempat
Praktikum
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Gedung Johor Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatra Utara, Jln Karya Wisata ketinggian±25 mdpl
denan topografi datar. Praktikum ini di laksanakan hari rabu 15 april 2016pukul
10.00-12.00 Fakultas Pertanian Universitas islam Sumatra Utara.
B. Bahan dan Alat
a. Bahan
1. Ulat api (Setothosea
asigna)
2.Gejala serangan
b.
Alat
1)
Bak lilin
2) Jarum Pentol
3) Pinset
4) Alat tulis
5) kiling botol
6) kain lap kasar da halus
7) karet gelang
C. Metode Penelitian
1. Ambil ulat api kemudian masing
– masing bahan tersebut terlebih dahulu diberikan alkohol, pemberian alkohol
bertujuan untuk membuat) pingsan agar
mempermudah kita dalam mengamatinya.
2. Setelah pingsan ambil lalat dari dalam kiling botol.
3. Gambarlah dari setiap masing – masing
bahan tersebut dibuku gambar dan lengkapi dengan keterangan.
TINJAUAN PUSTAKA
Phylum : Arthropoda
Class :
Insekta
Ordo :
Lepidoptera
Family :
Limacodidae
Genus :
Setothosea
Species : Setothosea asigna van Eecke
Telur diletakkan berderet 3-4 baris
sejajar dengan permukaan daun sebelahbawah, biasanya pada pelepah daun ke 16 –
17. Satu tumpukan telur terdiridari 44 butir dan seekor ngengat betina selam
hidupnya mampu menghasilkan telur 300 – 400 butir. Telur biasanya menetas 4-8
hari setelah diletakkan. Telur pipih dan berwarna kuning muda (Buana dan
Siahaan, 2003).
Larva yang baru menetas hidup berkelompok, mengikis jaringan daun dari
permukaan daun dan meninggalkan epidermis permukaan bagian atas daun. Larva
berwarna hijau kekuningan dengan bercak-bercak yang khas (berbentuk pita yang
menyerupai piramida) pada bagian punggungnya. Selain itu pada bagian
punggungnya dijumpai duri-duri yang kokoh. Selama
perkembangannya ulat berganti kulit 7 – 8 kali dan mampu menghabiskan helai
daun seluas 400 cm2 (Prawirosukarto, 2003).
Kepompong berada di dalam kokon yang bterbuat dari air
liur ulat, berbentuk bulat telur dan berwarna coklat gelap serta dijumpai pada
bagian tengah yang gembur di sekitar piringan tanaman kelapa sawit, pangkal
batang kelapa sawit atau bahkan pada celah-celah kantong pelepah yang lama.
Kokon jantan atau betina masing-masing berukuran 16 x 13 mm dan 20 x 16,5 mm.
Stadium kepompong berlangsung 39,7 hari (Buana dan Siahaan, 2003).
Imago berupa
ngengat yang muncul setelah stadia pupa. Imago keluar dari
kokon dengan membuat lubang sobekan pada salah satu ujung kokon.
Warna ngengat abu-abu kecoklatan dengan ukuran ± 17 mm untuk ngengat jantan dan
untuk ngengat betina ± 14 mm. Perkembangan hama ini mulai dari telur hingga
menjadi ngengat berkisar antara 92,7 hari – 98 hari, tetapi pada keadaan kurang
menguntungkan dapat mencapai 115 hari (Siregar, 1986).
jendela-jendela memanjang pada
helaian daun, sehingga akhirnya daunyang terserang berat akan mati kering
seperti bekas terbakar.Mulai instar ke 3 biasanya ulat memakan semua helaian
daun dan meninggalkan lidinya saja dan sering disebut gejala melidi (Buana dan
Siahaan, 2003).
Ambang ekonomi dari hama ulat api
untuk S. asigna dan S. nitens pada tanaman kelapa sawit rata-rata 5 - 10 ekor
perpelepah untuk tanaman yang berumur tujuh tahun ke atas dan lima ekor larva
untuk tanaman yang lebih muda
(Prawirosukarto,
2003).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambar Utuh
|
|
Bagian-bagiannya
|
|
|
Caput
|
Thorax
|
Abdomen
|
|
|
|
|
Keterangan
|
Keterangan
|
Keterangan
|
Keterangan
|
1. Caput
2. thorax
3. Abdomen
|
1. Antena
2. Mata
3. Alat mulut
1.
|
1. Pro-Thorax
2. Meso-Thorax
3. Meta-Thorax
|
1.Tympanum
2. Spirakel
3. Ovipositor
|
Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum maka dapat dijelaskan,
bahwa serangga tersebut memiliki tiga bagian utama yaitu :
a. Caput ( Kepala )
Pada
bagian caput / kepala terbagi atas bagian – bagian lagi, yaitu : Antena, Mulut,
dan Mata.
b. Abdomen ( Perut )
Pada
bagian Abdomen / perut mempunyai bagian – bagian lagi seperti Tympanum,
Ovipositor, dan Spirakel.
Gejala Serangan
Batang tanaman yang
diserang adalah anak-anak daun dari pelepah daun yang sudah tua atau agak tua.
Ulat api muda memakan permukaan daun sedangkan ulat api dewasa memakan anak dau
atau helai daun. Pada serangan berat, helaian daun habis dimakan, sehinga yang
tersisa hanya lidinya saja dan beberapa pucuk tanaman.
Pengendalian
Ø Mekanis yaitu dengan menggunakan alat dan tenaga manusia.
Contoh : hand
pieking yaitu dengan cara mengutip dengan menggunakan tangan.
Ø biologis yaitu dengan menggunakan jamur, virus, dan parasit larva.
Ø Kultur teknis yaitu pengendalian dengan cara mengupayakan agar
pertumbuhan tanaman subur atau pengendalian dengan cara memodifikasi usaha –
usaha pertanian sedemikian rupa sehingga baik lingkungannya mikro/makro cocok
bagi pertumbuhan tanaman tetapi tidak cocok bagi kehidupan OPT.
Ø chemis yaitu injeksi atau
penyemprotan dengan menggunakan bahan insectisida.
Ø Perangkap yaitu dengan memanfaatkan kumbang betina yang bertujuan
untuk memancing kumbang – kumbang lain untuk mendatangi tempat perangkap.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Bila
terjadi serangan ulat api pada tanaman kelapa sawit, langkah-
langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai
berikut:
1. Mengenal
(mengidentifikasi) jenis ulat api yang menyerang.
2. Menentukan tingkat serangan ulat api (untuk
jenis Setothosea asigna
populasi kritis: 5-10 ulat/pelepah).
3. Bila populasi masih di bawah populasi kritis,
pengamatan global diteruskan
dan peranan parasit & predator ditingkatkan.
4. Bila populasi telah mencapai populasi kritis
dilakukan pengamatan efektif
(halus). Untuk menurunkan populasi dilakukan
pengendalian hayati, kimia
dan secara fisik/mekanis.
5. Bila populasi telah berada di bawah populasi
kritis, pengamatan global
dilakukan secara teratur. Di samping itu, upaya pengendalian
menggunakan parasit & predator (konservasi
musuh alami) dikembangkan
di lokasi serangan.
Saran
Saya berharap pada praktikum selanjutnya alat – alat praktikum
dilengkapkan agar kami sebagai praktikan dapat mengerti lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus. 2010. Penelitian
Hama ulat api (online). (http://www.belalang kayu.com). Diakses pada tanggal 15 Maret 2015.
Anonimus. 2008. Atasi Hama ulat api secara Organik (online). (http://www.anekaplanta.wordpress.com).
Diakses pada tanggal 15 Maret 2015.
Anonimus. 2007. Hama
belalang ulat api (online). (http://www.belalang kayu.com). Diakses pada tanggal 15 Maret 2015.
Pracaya. 1995. Hama
dan Penyakit Tumbuhan. Penebar Swadaya. Jakarta.
Jamar. 2000. Entomologi
Pertanian. PT RINEKA CIPTA. Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar